• MAJALAH SINARANProduk Kajian MPAQ : Agar Ibadah Menjadi Lebih Midah
  • KADER DAKWAHKader-kader Islami yang telah disiapkan untuk Dakwah
  • ARAHAN PAK YAIPengarahan sebelum pengukuhan MPAQ Daerah
  • KAJIAN JUM'ATKajian jum'at rutin, bersama Ust. Suparman Al Jawi
  • MPAQ Daerah CilacapPengajian Akbar dan Pengukuhan Anggota MPAQ Daerah Cilacap dsk
  • MPAQ Daerah KlatenPengajian Akbar dan Pengukuhan Anggota MPAQ Daerah Klaten dsk
  • css sliderPengajian Akbar dan Pengukuhan Anggota MPAQ Daerah Magelang dsk
  • MPAQ Daerah YogyaPengajian Akbar dan Pengukuhan Anggota MPAQ Daerah Yogya dsk

Tafsir surat AL BAQOROH Ayat ke 9

(Hasil kajian bersama Bapak KH. Abdul Wahid Hasyim, rutin dan urut mengkaji kitab tafsir IBN KATSIER setiap hari Ahad di Masjid Al Masyhur desa Bageng – Gembong )




يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَمَا يَخْدَعُونَ إِلَّا أَنْفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُونَ

Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar.

Kalau kita baca dalam teks ayat disebutkan bahwa orang orang munafiq telah menipu Allah. Akan tetapi maksudnya tidaklah demikian, dan orang orang Munafiqpun tahu bahwa mereka tidak akan mampu menipu Allah. Akan tetapi ayat semacam ini Allah hendak berkata betapa munafiq adalah sejahat jahatnya orang. Mereka adalah orang yang licik, kepada Allah saja mereka berani menipu, apalagi kepada manusia. Dengan perkataan “ kami beriman “ mereka hendak mengkelabui Allah, mereka tidak tahu bahwa Allah Maha Tahu apa yang ada dalam hati mereka. Allah Maha Tahu atas apa yang keluar dari lisan lisan mereka, akan tetapi hatinya teramat busuk. Dan tidaklah tiada guna pernyataan Iman mereka di hadapan Allah ta’ala.

Jadi maksud ayat tersebut adalah orang orang munafiq hendak menipu orang orang yang beriman. Dengan penampilan yang mengagumkan, dengan lisan yang manis dan orang orang yang mendengarkannya menjadi terkesima serta terpengaruh kepadanya. Maka dalam hal ini Allah telah memberi peringatan kepada orang orang beriman untuk waspada dengan gaya bicara dan tampilan orang Munafiq, dalam QS MUNAFIQUN : 2-4.

اتَّخَذُوا أَيْمَانَهُمْ جُنَّةً فَصَدُّوا عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ ۚ إِنَّهُمْ سَاءَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (٢) ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ آمَنُوا ثُمَّ كَفَرُوا فَطُبِعَ عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ فَهُمْ لَا يَفْقَهُونَ (٣) ۞ وَإِذَا رَأَيْتَهُمْ تُعْجِبُكَ أَجْسَامُهُمْ ۖ وَإِنْ يَقُولُوا تَسْمَعْ لِقَوْلِهِمْ ۖ كَأَنَّهُمْ خُشُبٌ مُسَنَّدَةٌ ۖ يَحْسَبُونَ كُلَّ صَيْحَةٍ عَلَيْهِمْ ۚ هُمُ الْعَدُوُّ فَاحْذَرْهُمْ ۚ قَاتَلَهُمُ اللَّهُ ۖ أَنَّىٰ يُؤْفَكُونَ(٤)


Mereka itu menjadikan sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka menghalangi (manusia) dari jalan Allah. Sesungguhnya amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan.(QS. Al Munafiqun [63]:2) Yang demikian itu adalah karena bahwa sesungguhnya mereka telah beriman, kemudian menjadi kafir (lagi) lalu hati mereka dikunci mati; karena itu mereka tidak dapat mengerti.(QS. Al Munafiqun [63]:3)Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum. Dan jika mereka berkata kamu mendengarkan perkataan mereka. Mereka adalah seakan-akan kayu yang tersandar. Mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh (yang sebenarnya) maka waspadalah terhadap mereka; semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran)?(QS. Al Munafiqun [63]:4)

Tipuan orang orang munafiq, kalau dilihat figurnya orangorang munafik mengagumkan dan mengundang simpatik, kalau bicara dengan tutur kata yang indah, pembicaraannya menarik, terlalu mudah untuk bersumpah dengan atas Nama Allah untuk meyakinkan orang yang mendengarkannya….gambaran Allah tersebut persis sekali dengan keadaan orang orang Islam Libral yang kita kenal selama ini, dengan profil sebagai tokoh atau pemikir Islam, yang sangat fasih ketika berhujjah tentang ayat ayat Allah yang telah disimpangkan berdasarkan pemikirannya, bukan seperti penafsiran Shalafush Sholeh, akan tetapi memang banyak memberi pengaruh kepada Islam.

Allah sangat indah membuat perumpamaan, bahwa orang orang Munafiq bagaikan kayu yang tersandar yang tiada guna. Artinya orang Munafiq tidak akan memberi kemanfaatan bagi umat Islam bahkan justru menggerus pemahaman syari’at yang akan menghancurkan bangunan Islam. Dan memang itu yang diharapkan oleh orang orang munafik !

Munafiq pasti dan selalu akan menjadi musuh orang orang beriman. Maka Allah dalam beberapa ayat melaknat dan memberi ancaman keras kepada orang orang Munafik. Demikian juga Allah banyak sekali mengupas prilaku Munafik agar umat Islam senantiasa waspada agar tidak terjerumus dalam kemunafikan. Pada jaman Rasulullah SAW, Nabi dan shahabat tidaklah sulit untuk memaknai ayat ayat semacam ini, Nabi dan shahabat sangat mudah untuk mengidentifikasi siapa munafiq yang dimaksud Allah. Maka starategi politik Nabi tidak akan pernah memberi posisi penting dalam pemerintahan maupun kemasyarakatan pada orang orang munafik.

Pada jaman Nabi , secara kwantitas jumlah orang orang Munafiq tidak banyak, mereka adalah kelompok minoritas. Maka pemikiran pemikiran munafiqpun tidak mampu berkembang, karena Nabi dan Shahabat sangat tegas dalam mengcunter pemikiran pemikiran mereka. Bahkan ketika mereka membuat komunitas diskusi untuk ‘ngrasani’ kebijakan Nabi dengan membangun masjid Dhirror, langsung dihancurkan oleh Shahabat. Sehingga pemikiran pemikiran yang menyimpang hanya sebatas pada bisik bisik dan sekedar ‘ngrasani’ tadi. Tidak sebagaimana saat ini, Islam Liberal mampu mendominasi pemikiran umat Islam, media massa memberi ruang yang luas untuk mereka mendakwahkan ide ide sekuler mereka, sehingga mampu mebuat maoritas umat Islam terkesima dan lebih gandrung dengan ide ide Islam sekuler dibanding Islam Sunnah.

Kalau kita lihat dalam beberap ayat yang berbicara tentang Munafiq akan tampak bahwa orang munafiq tidak kaffah di dalam mengamalkan syari’at. Pilih pilih mana yang mereka sukai dan sesuai dengan nafsunya serta meninggalkan syari’at yang dirasa memberatkan dirinya. Gambaran tersebut dijelaskan Allah dalam QS AT TAUBAH : 91-94.

لَيْسَ عَلَى الضُّعَفَاءِ وَلَا عَلَى الْمَرْضَىٰ وَلَا عَلَى الَّذِينَ لَا يَجِدُونَ مَا يُنْفِقُونَ حَرَجٌ إِذَا نَصَحُوا لِلَّهِ وَرَسُولِهِ ۚ مَا عَلَى الْمُحْسِنِينَ مِنْ سَبِيلٍ ۚ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ (۹۱) وَلَا عَلَى الَّذِينَ إِذَا مَا أَتَوْكَ لِتَحْمِلَهُمْ قُلْتَ لَا أَجِدُ مَا أَحْمِلُكُمْ عَلَيْهِ تَوَلَّوْا وَأَعْيُنُهُمْ تَفِيضُ مِنَ الدَّمْعِ حَزَنًا أَلَّا يَجِدُوا مَا يُنْفِقُونَ(۹۲)۞ إِنَّمَا السَّبِيلُ عَلَى الَّذِينَ يَسْتَأْذِنُونَكَ وَهُمْ أَغْنِيَاءُ ۚ رَضُوا بِأَنْ يَكُونُوا مَعَ الْخَوَالِفِ وَطَبَعَ اللَّهُ عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ فَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ (۹۳) يَعْتَذِرُونَ إِلَيْكُمْ إِذَا رَجَعْتُمْ إِلَيْهِمْ ۚ قُلْ لَا تَعْتَذِرُوا لَنْ نُؤْمِنَ لَكُمْ قَدْ نَبَّأَنَا اللَّهُ مِنْ أَخْبَارِكُمْ ۚ وَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَىٰ عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ(٩۴)


Tiada dosa (lantaran tidak pergi berjihad) atas orang-orang yang lemah, orang-orang yang sakit dan atas orang-orang yang tidak memperoleh apa yang akan mereka nafkahkan, apabila mereka berlaku ikhlas kepada Allah dan Rasul-Nya. Tidak ada jalan sedikitpun untuk menyalahkan orang-orang yang berbuat baik. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, .(QS. AT TAUBAH [9]:1)

dan tiada (pula) berdosa atas orang-orang yang apabila mereka datang kepadamu, supaya kamu memberi mereka kendaraan, lalu kamu berkata: "Aku tidak memperoleh kendaraan untuk membawamu". lalu mereka kembali, sedang mata mereka bercucuran air mata karena kesedihan, lantaran mereka tidak memperoleh apa yang akan mereka nafkahkan. (QS. AT TAUBAH [9]:2) 

Sesungguhnya jalan (untuk menyalahkan) hanyalah terhadap orang-orang yang meminta izin kepadamu, padahal mereka itu orang-orang kaya. Mereka rela berada bersama orang-orang yang tidak ikut berperang dan Allah telah mengunci mati hati mereka, maka mereka tidak mengetahui (akibat perbuatan mereka). (QS. AT TAUBAH [9]:3)

Mereka (orang-orang munafik) mengemukakan 'uzurnya kepadamu, apabila kamu telah kembali kepada mereka (dari medan perang). Katakanlah: "Janganlah kamu mengemukakan 'uzur; kami tidak percaya lagi kepadamu, (karena) sesungguhnya Allah telah memberitahukan kepada kami beritamu yang sebenarnya. Dan Allah serta Rasul-Nya akan melihat pekerjaanmu, kemudian kamu dikembalikan kepada Yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (QS. AT TAUBAH [9]:4)

Mereka tahu bahwa Perang Tabuk adalah perang sangat memayahkan, maka dengan berbagai alasan yang meyakinkan mereka minta izin kepda Rasulullah SAW untuk tidak ikut berangkat perang. Bahkan untuk meyakinkan Nabi dan orang orang beriman tidak segan segan mereka mengatakan sumpah atas nama Allah…lihat QS AT TAUBAH : 96.

يَحْلِفُونَ لَكُمْ لِتَرْضَوْا عَنْهُمْ ۖ فَإِنْ تَرْضَوْا عَنْهُمْ فَإِنَّ اللَّهَ لَا يَرْضَىٰ عَنِ الْقَوْمِ الْفَاسِقِينَ
Mereka akan bersumpah kepadamu, agar kamu ridha kepada mereka. Tetapi jika sekiranya kamu ridha kepada mereka, sesungguhnya Allah tidak ridha kepada orang-orang yang fasik itu.

Akan tetapi sumpah dan taubat mereka hanya di bibir saja dan Allah tidak akan Ridlo dengan sumpah dan perkataan orang orang munafiq. Akan tetapi kalau mereka benar benar taubat sesungguhnya Allah Maha Pemberi Taubat.

Prilaku munafiq dapat dilihat dari :

  1. Kalau beramal disertai riya’, berkehendak untuk menunjuk nunjukan amal, misalnya dengan membangun masjid Dhirror.
  2. Dalam mengamalkan syari’at lebih memilih syari’at Islam yang ringan, tidak mengandung resiko, dan sesuai dengan nafsunya.
  3. Dalam pembicaraan, selalu menselisihi kebijakan kebijakan politik Rasulullah.
  4. Demikianlah, orang orang munafiq telah membuat tipuan tipuan kepada orang orang beriman. Untuk itu Allah member peringatan kepada orang orang beriman agar waspada dengan pemikiran mereka. Lihat QS AT TAUBAH : 55.

إِنْ تُصِبْكَ حَسَنَةٌ تَسُؤْهُمْ ۖ وَإِنْ تُصِبْكَ مُصِيبَةٌ يَقُولُوا قَدْ أَخَذْنَا أَمْرَنَا مِنْ قَبْلُ وَيَتَوَلَّوْا وَهُمْ فَرِحُونَ
Jika kamu mendapat suatu kebaikan, mereka menjadi tidak senang karenanya; dan jika kamu ditimpa oleh sesuatu bencana, mereka berkata:"Sesungguhnya kami sebelumnya telah memperhatikan urusan kami (tidak pergi perang)" dan mereka berpaling dengan rasa gembira

Umat Islam tidak perlu silau dengan kemampuan kemampuan yang dimiliki orang orang Munafiq. Sesungguhnya Allah hendak menghukum dengan apa apa yang telah dimilikinya. Hukuman di dunia pada masa Rasulullah mereka adalah menjadi kelompok yang minorotas dan dikucilkan. Dan di akhirat kelak jelas sekali Allah menghinakan ke dalam neraka jahannam Allahu ‘alam bishshowwab

Ditulis Oleh

Author
HM. Kartono
Sekretaris Umum MPAQ
Nantikan Tafsir Surat berikutnya, hanya ada di www.mpaqpusat.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar