• MAJALAH SINARANProduk Kajian MPAQ : Agar Ibadah Menjadi Lebih Midah
  • KADER DAKWAHKader-kader Islami yang telah disiapkan untuk Dakwah
  • ARAHAN PAK YAIPengarahan sebelum pengukuhan MPAQ Daerah
  • KAJIAN JUM'ATKajian jum'at rutin, bersama Ust. Suparman Al Jawi
  • MPAQ Daerah CilacapPengajian Akbar dan Pengukuhan Anggota MPAQ Daerah Cilacap dsk
  • MPAQ Daerah KlatenPengajian Akbar dan Pengukuhan Anggota MPAQ Daerah Klaten dsk
  • css sliderPengajian Akbar dan Pengukuhan Anggota MPAQ Daerah Magelang dsk
  • MPAQ Daerah YogyaPengajian Akbar dan Pengukuhan Anggota MPAQ Daerah Yogya dsk

Tafsir surat AL BAQOROH Ayat ke 8

(Hasil kajian bersama Bapak KH. Abdul Wahid Hasyim, rutin dan urut mengkaji kitab tafsir IBN KATSIER setiap hari Ahad di Masjid Al Masyhur desa Bageng – Gembong )





وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ آمَنَّا بِاللَّهِ وَبِالْيَوْمِ الْآخِرِ وَمَا هُمْ بِمُؤْمِنِينَ

Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian," pada hal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.

Asbabun nuzul turunnya ayat adalah, Sifat-sifat kemunafikan tergambarkan dalam surat surat yang diturunkan di Madinah, karena di Mekkah tidak ada kemunafikan. Melihat munafik memang harus dengan kacamata perjuangan. Dan itu bisa tergambar jelas ketika di Madinah, ketika Rasulullah sudah mempunyai kekuatan politik, ekonomi dan kemasyarakatan.

Ketika Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah, di sana terdapat kaum Anshor yang terdiri dari kabilah Aus dan Khazroj, yang pada masa jahiliyah mereka adalah penyembah penyembah berhala, sebagaimana yang dilakukan oleh orang orang Kafir Qurays. Terdapat juga kaum Yahudi yaitu Bani Qainiqo’ yang bersekutu dengan kabilah Khozroj , Bani Nadzir dan Bani Quroizhah sekutunya kaum Aus.

Ketika Rasulullah SAW tiba di Madinah maka masuk Islamlah orang orang tertentu kaum Anshor, baik dari Kabilah Aus maupun Khazroj. Salah satunya adalah Abdullah bin Ubay bin Salul, yang dahulunya adalah orang penting di Madinah dari kabilah Khazraj, yang dikandidatkan untuk menjadi pemimpin di Madinah. Akan tetapi dengan kedatangan Rasulullah ke Madinah, sudah barang tentu masyarakat Madinah yang telah masuk Islam lebih memilih Rasulullah untuk menjadi pemimpin. Maka sakit hatilah Abdullah bin Ubay dengan keadaan tersebut. Agar masih mempunyai pengaruh di hadapan kabilah Aus dan Khazraj, berasama beberapa orang yang mempunyai pola pikir yang sama dengannya berpura pura masuk Islam, namun hatinya INGKAR kepada Islam dan menolak kebijakan kebijakan politik Rasulullah. Dari itulah kemudian timbul kemunafikan pada penduduk Madinah dan yang ada di sekitarnya.

Sehingga secara fhisik orang orang munafik tidak jauh beda dengan orang orang Islam lainnya, mereka sholat bersama Nabi. Bahkan ikut juga dalam beberapa peperangan bersama Rasulullah, akan tetapi sesungguhnya hatinya menolak keras terhadap Islam. Menselisihi kebijakan kebijakan Nabi, namun karena posisi yang lemah dalam masyarakat Madinah, Abdullah bin Ubay tidak berani menentang dengan frontal, maka yang dilakukannya adalah membuat intrik, mengkritisi, dan bersikap oposisi kepada Nabi.

Tampak jelas ketika dalam peristiwa perang Badr, Abdullah bin Ubay mengajak beberapa orang orang Islam yang bisa dipengaruhi untuk mundur dari peperangan. Kurang lebih 700 pasukan yang diberangkatkan Rasulullah dalam perang Badr, 50% lebih mundur atas provokasi Abdullah bin Uabay. Yang tinggal dalam medan perang tinggal 313 pasukan yang 111 pasukan adalah orang orang Muhajirin.

Abdullah bin Ubay tidak pernah berhenti membuat intrik dan hasutan. Menghasut orang orang Anshor agar tidak suka kepada Muhajirin dan mengusir dari Madinah untuk kembali ke Mekkah. Seperti yang digambarkan Allah dalam QS Munafiqun : 7-8

هُمُ الَّذِينَ يَقُولُونَ لَا تُنْفِقُوا عَلَىٰ مَنْ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ حَتَّىٰ يَنْفَضُّوا ۗ وَلِلَّهِ خَزَائِنُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِنَّ الْمُنَافِقِينَ لَا يَفْقَهُونَ (۷) (۸)يَقُولُونَ لَئِنْ رَجَعْنَا إِلَى الْمَدِينَةِ لَيُخْرِجَنَّ الْأَعَزُّ مِنْهَا الْأَذَلَّ ۚ وَلِلَّهِ الْعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَلَٰكِنَّ الْمُنَافِقِينَ لَا يَعْلَمُونَ

Mereka orang-orang yang mengatakan (kepada orang-orang Anshar): "Janganlah kamu memberikan perbelanjaan kepada orang-orang (Muhajirin) yang ada disisi Rasulullah supaya mereka bubar (meninggalkan Rasulullah)". Padahal kepunyaan Allah-lah perbendaharaan langit dan bumi, tetapi orang-orang munafik itu tidak memahami.(QS. Al Munafiqun [63]:7).

Mereka berkata: "Sesungguhnya jika kita telah kembali ke Madinah, benar-benar orang yang kuat akan mengusir orang-orang yang lemah dari padanya". Padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin, tetapi orang-orang munafik itu tiada mengetahui.(QS. Al Munafiqun [63]:8)

Abdullah bin Ubay mendapatkan moment untuk memprovokasi orang orang Anshor agar tidak membantu adan mengusir orang orang Muhajirin dari Madinah ketika terjadi polemik perebutan sumber mata air antara Jahjah al Ghifari orang upahan Umar bin Khaththab yang dari Muhajirin dengan Sinan bin Wabar al Juhanny salah seorang sahabat Anshor. Mestinya perselisihan ini sudah bisa didamaikan oleh Rasulullah, akan tetapi Abdullah bin Ubay terus membuat provokatif kepada orang orang Anshor dengan mengatakan ´: “ inilah yang kalian lakukan, andaikata kalian tidak memberi harta kalian kepada mereka, tentu mereka akan pindah ke tempat lain. Demi Allah jika kita telah kembali ke Madinah, maka penduduknya yang mulia akan benar benar mengusir penduduknya yang hina.”

Demikianlah yang dilakukan oleh Abdullah bin Ubay bersama orang orang munafiq, menempatkan dirinya sebagai OPOSANnya Rasulullah SAW. Orang orang yang oposisi terhadap kebijakan Nabi SAW adalah orang NIFAQ. Sebab pokok orang menjadi Nifaq karena mereka tidak faham Aqidah dan Syari’ah. Mereka tidak tahu bahwa Aqidah Islam member ketentuan yang jleas bahwa cukup seseorang menjadi kafir karena menolak, mengkritisi dan oposisi terhadap kebijakan kebijakan Nabi. Dan mereka tidak tahu bahwa itu kesalahan yang sangat besar yang akan menjadikannnya penghuni nereka yang paling bawah.

Dengan tidak memahami Aqidah dan Syari’ah , orang akan mudah melanggar syari’ah, menentang Islam akan tetapi tidak merasa. Seperti yang tergambarkan dalam QS AT TAUBAH : 97-98.

هُمُ الَّذِينَ يَقُولُونَ لَا تُنْفِقُوا عَلَىٰ مَنْ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ حَتَّىٰ يَنْفَضُّوا ۗ وَلِلَّهِ خَزَائِنُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِنَّ الْمُنَافِقِينَ لَا يَفْقَهُونَ(٩٧) يَقُولُونَ لَئِنْ رَجَعْنَا إِلَى الْمَدِينَةِ لَيُخْرِجَنَّ الْأَعَزُّ مِنْهَا الْأَذَلَّ ۚ وَلِلَّهِ الْعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَلَٰكِنَّ الْمُنَافِقِينَ لَا يَعْلَمُونَ (٩٨


Orang-orang Arab Badwi itu, lebih sangat kekafiran dan kemunafikannya, dan lebih wajar tidak mengetahui hukum-hukum yang diturunkan Allah kepada Rasul-Nya. Dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS. At-Taubah [9]:97)

Di antara orang-orang Arab Badwi itu ada orang yang memandang apa yang dinafkahkannya (di jalan Allah), sebagi suatu kerugian, dan dia menanti-nanti marabahaya menimpamu, merekalah yang akan ditimpa marabahaya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. At-Taubah [9]:98)

Orang menjadi nifaq bisa jadi karena dia tidak tahu, atau tidak mengilmui Islam. Sehingga tidak ada aleternatif lain agar kita terhindar dari sikap nifaq maka hanya ada satu jalan, yaitu mengilmui Al Qur’an, mengkaji ayat ayat Al Qur’an. Atau…. Dari sebab nifaq adalah orang berislam karena Budaya, bukan karena panggilan keimanan. Dan kedua duanya banyak kita temui ditengah tengah masyarakat Islam.

Demikianlah Allah member penjelasan tentang MUNAFIQ, yaitu :

  1. Secara lahir dia menyatakan Islam, akan tetapi hatinya INGKAR.
  2. Terhadap ayat ayat Allah, iman sebagian ayat dan kafir pada sebagian ayat ayat yang lain, sebagaiamana yang dijelaskan Allah dalam QS AL BAQOROH : 8

Ditulis Oleh

Author
HM. Kartono
Sekretaris Umum MPAQ
Nantikan Tafsir Surat berikutnya, hanya ada di www.mpaqpusat.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar