• MAJALAH SINARANProduk Kajian MPAQ : Agar Ibadah Menjadi Lebih Midah
  • KADER DAKWAHKader-kader Islami yang telah disiapkan untuk Dakwah
  • ARAHAN PAK YAIPengarahan sebelum pengukuhan MPAQ Daerah
  • KAJIAN JUM'ATKajian jum'at rutin, bersama Ust. Suparman Al Jawi
  • MPAQ Daerah CilacapPengajian Akbar dan Pengukuhan Anggota MPAQ Daerah Cilacap dsk
  • MPAQ Daerah KlatenPengajian Akbar dan Pengukuhan Anggota MPAQ Daerah Klaten dsk
  • css sliderPengajian Akbar dan Pengukuhan Anggota MPAQ Daerah Magelang dsk
  • MPAQ Daerah YogyaPengajian Akbar dan Pengukuhan Anggota MPAQ Daerah Yogya dsk

Beribadah Tapi Berharap Balasan Dunia

PERTANYAAN:  Assalâmu’alaikum warahmatullâhi wabarakâtuh.
Seringkali kami mendengar ungkapan bahwa dunia jangan dicampur adukkan dengan shalat atau amalan ibadah yang lain, missal shalat tahajjud biar diterima CPNS atau shalat Dhuha agar rizkinya lancar, atau shalat Hajat agar masalahnya mendapatkan solusi, karena shalat itu urusannya akhirat dan hajat-hajat tersebut urusannya adalah dunia, benarkah demikian? Bagaimana dengan ayat, “wasta’inuu bishshobri wash-shalah” dalam surah al-Baqarah : 45 dan “yaa ayyuhalladzîna amanus ta’iinuu bish-shobri wash-shalaah” surat al – Baqarah : 153. Adakah relevansi ayat tersebut dengan ungkapan diatas? Jazakumullah atas segala penjelasannya. Wassalâmu’alaikum warahmatullâhi wabarakâtuh.
0812 2566 xxxx

JAWABAN
Untuk memahami masalah ini perlu diperhatikan dua hal terlebih dahulu sebelum panjang lebar kita membahas masalah ini.

  1. Bolehkah dalam beramal mendua dalam niat, niat karena Allâh SWT dan niat untuk selain Allâh terkait dengan urusan dunia?
  2. Bolehkah kita melakukan ibadah seperti shalat, kemudian setelah selesai kita berdoa untuk kepentingan dunia?


Untuk masalah yang pertama, Allâh SWT berfirman dalam surah Hud : 15 – 16 : “Barangsiapa yang menginginkan kehidupan dunia dan perhiasannya maka kami akan penuhi pada amal mereka dan mereka di dunia tidak akan dikurangi. (16) Mereka itulah orang-orang yang tidak mendapat apa-apa di akhirat melainkan neraka dan hancurlah apa yang mereka lakukan serta batallah apa yang mereka amalkan.

Sahabat Abu Hurairah radhiyallâhu ‘anhu, meriwayatkan hadits dari Rasulullâh SAW bersabda, “Sesungguhnya Allâh pada hari kiamat turun untuk memberi keputusan terhadap amal hamba-Nya. Adapun orang yang pertama dipanggil adalah orang yang banyak menghapal al-Qur’an, kemudian Allâh bertanya kepadanya, “apa yang telah kamu lakukan terhadap apa yang telah aku berikan kepadamu? Dia menjawab, ”aku baca al-Qur’an sepanjang siang dan malam.” Allâh berkata, “kamu dusta, akan tetapi kamu lakukan itu agar kamu dikatakan sebagai seorang qari’, dalam riwayat lain, “alim”.

Kemudian didatangkan orang yang kedua, yaitu orang yang diberi harta yang berkecukupan, kemudian ditanya oleh Allâh, “ apa yang telah kamu lakukan terhadap apa yang telah aku berikan kepadamu? Dia menjawab, “aku telah sadaqahkan hartaku karena Allâh,” Allâh berkata, “kamu dusta, akan tetapi kamu bersadaqah agar dikatakan orang dermawan”.

Kemudian didatangkan orang yang ketiga yaitu orang yang mati fisabililah, kemudian ditanya oleh Allâh, “apa alasan kamu berperang?” dia menjawab, “aku berperang dan mati karena Allâh,” Allâh berkata, “kamu dusta, akan tetapi kamu berperang dan mati agar disebut pahlawan yang pemberani.” Kemudian Rasûl bersabda, “merekalah orang-orang yang pertama kali akan merasakan api neraka.”

berdo'a
Dari ayat dan hadits diatas para ulama memahami bahwa seluruh amal shalih hendaknya ditujukan hanya kepada Allâh semata, baik itu shalat, shadaqah, silahturrohmi, meninggalkan kedzaliman dan amal-amal yang lain, sebagaimana yang telah dilakukan oleh manusia. Akan tetapi jika melakukan amal tersebut tidak berharap didalamnya pahala dan akhirat, akan tetapi berharap agar Allâh memberi tambahan harta, keselamatan dan kesehatan keluarga serta kelanggengan nikmat yang mereka miliki. Tidak berharap surga Allâh dan terhindar dari neraka. Maka mereka itulah orang-orang yang hanya mendapatkan dunia dan tidak akan mendapatkan sedikit pun bagian di akhirat. Pendapat ini sebagaimana yang disampaikan juga oleh sahabat Ibnu Abbas. ( Abdurrahman Hasan al-Sheih, Fathul Majid, DarFikri. Hal : 453 – 454 ) Rasullullâh SAW pernah ditanya oleh sahabat tentang orang yang berjihad dengan niatan pahala dan biar disebut sebagai pahlawan, apakah dia mendapat balasan dari Allâh? Rasulullâh menjawab, “ dia tidak mendapatkan apa-apa”

Sehingga jelas sudah jika ada orang beramal shalih apapun akan tetapi niatannya adalah kepentingan dunia, seperti melakukan shalat malam biar lulus CPNS, silahturahmi biar panjang usia dan tambah rizkinya, maka hal tersebut termasuk perbuatan syirik dalam niat dan hukumnya tidak boleh. Semestinya didalam melakukan amal shalih hendaknya hanya berharap akhirat, pahala dan surga Allâh SWT, dan tidak boleh dicampur dengan kepentingan dunia. Adapun dia mendapatkan manfaat dari amal shalih tersebut didunia itu merupakan anugerah dan kenikmatan dari Allâh SWT.

Adapun masalah yang kedua yakni, bolehkah kita beramal shalih karena Allâh kemudian setelah selesai kita jadikan wasilah dalam do’a kita untuk mendapatkan urusan dunia maka hukumnya boleh. Allâhu a’lam bishshowab.

Ditulis Oleh

Author
Ust. H. Sigit Sulistyo, Lc
Mjelis Syuro MPAQ
Anda bisa bertanya, untuk konsultasi syar'i di www.mpaqpusat.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar