Alhamdulillah kita berjumpa kembali dengan Ramadhan. Saatnya kita meminimalkan emosi kita dan memaksimalkan ibadah kita. Inilah bulan yang penuh berkah, sungguh teramat rugi bagi mereka yang melewatkannya begitu saja. Apa lagi malah justru berfoya-foya di tempat keramaian sementara kaum muslimin lainnya sibuk melaksanakan sholat Tarawih berjama’ah. Puasa mestinya tidak sekedar menahan lapar – haus dan nafsu di siang hari lalu mengumbar nafsu di malam harinya, tetapi mestinya kita menjalani bulan Ramadhan sebagai syahruttarbiyah sebulan penuh, tahan lapar - hausnya, tahan nafsu hewaninya, dan optimalkan ibadah kita.
Mengapa Qomariyah?
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhD-nueNIedELh1TVetrVNCKwe8pp9G640qIeL4Bri_AWGmnU7m2Fv6vSpG7F1OhvDlNOWZ8w_bRrT96DdlqpKjY-A8kQO6l36ZpL_aLcAe4Gk5rCyVi7X7HCUeM-F69B76noRJBpryrysq/s200/salam_ramadhan.jpg)
Syahwat Perut dan Syahwat Bawah Perut
Dua hal inilah yang paling susah dikendalikan oleh manusia. Maka Alloh melatih kita untuk mengendalikannya di bulan Ramadhan. Kita dilarang makan dan minum serta melakukan hubungan suami istri di siang hari bulan Ramadhan. Sesuatu yang biasanya halal di bulan lain ini menjadi haram di bulan Ramadhan. Sesuatu yang awalnya halal saja diharamkan, apalagi yang sudah jelas-jelas haram? Maka amatlah sangat wajar jika banyak bermunculan wacana di beberapa pemerintah daerah yang memerintahkan agar tempat-tempat hiburan ditutup selama bulan Ramadhan.
Orang yang selalu dalam keadaan kenyang akan mengakibatkan seluruh organnya dalam kondisi sarat potensi dan nafsu. Menahan jiwa dari nafsu makan akan mengurangi potensi hewaninya dan berlatih untuk disiplin di jalan yang benar. Rasulullah bersabda, tidak ada tempat yang paling buruk, selain perut yang selalu penuh dengan makanan. Sebagaimana mesin yang butuh di-tune up, demikianlah pula tubuh manusia butuh istirahat.
Berlatih Sabar
Allah bersama dengan orang-orang yang bersabar, demikian firman-Nya di dalam al-Qur’an. Di bulan inilah saatnya kita melatih diri untuk bersabar atas apapun yang menimpa diri kita. Di sebagian wilayah di bumi ini ada saat kaum muslimin yang berpuasa sampai 23 jam. Kita bisa membayangkan bagaimana susahnya mereka menahan nafsu dan selalu bersabar dengannya. Ada pula kaum muslimin yang mengalami siang hanya 1 jam dan malam 23 jam. Dia pun harus bersabar untuk melihat matahari pagi.
Terkadang ada orang yang mengatakan, ‘sabar kan ada batasnya’. Jika ada orang yang mengatakan seperti ini, menurut saya dia belum berhasil bersabar. Sabar itu tidak terbatas. Kalau ada anggapan sabar itu terbatas, berarti kemampuan kesabaran orang itu hanya sampai batas itu saja. Di al-Qur’an sendiri diungkapkan sampai 3 ( tiga ) perintah : ishbiru, washobiru, warobithu. Artinya perintah sabar ini bukan main-main. Maka benar jika Allah bersama dengan orang-orang yang sabar.
Madrasah bernama Ramadhan
Pada hakikatnya Ramadhan merupakan madrasah, jika orang yang berpuasa pandai memanfaatkannya. Mereka akan menjadi manusia baru, tidak seperti sebelumnya. Ramadhan adalah madrasah tempat seorang muslim memperbarui ikatan-ikatan Islam pada dirinya dan mengambil bekal yang dapat menutupi segala kekurangan sebelumnya. Ramadhan adalah sebuah latihan bagi kaum muslimin untuk menyambut dunia baru dan meninggalkan dunia lama. Dunia yang penuh dengan semangat baru dan ruh baru. Dan hal itu hanya dapat kita raih dengan cara beribadah secara maksimal di bulan ini : berpuasa secara benar, qiyamullail, zikir, doa, tilawah al-Qur’an, infaq, sabar, dan istighfar.
Tidak seperti di bulan lain, di bulan ini kita ‘dipaksa’ untuk bangun dini hari untuk menyiapkan acara sahur. Inna fissahuuri barokah, di dalam sahur terdapat berkah. Setelah itu kita bersegera untuk ke masjid tilawah al-Qur’an lalu melaksanakan dua rakaat sunnah fajar, sholat subuh berjama’ah dan diakhiri dengan dzikir al-ma’tsurat. Sungguh indahnya. Maka marilah kita bersama meningkatkan ibadah kita di bulan Ramadhan yang mulia ini, sehingga kita bisa menjadi manusia baru. Mudah-mudahan kita bisa memanfaatkan bulan ini secara maksimal untuk bekal akhirat kita kelak. Aamiiin.
Marhaban YĆ¢ Ramadhan, marilah kita persiapkan baik-baik akherat kita, karena “buat apa rumah megah di dunia, kalau di surge tanah kaplingnya saja kita belum punya.....”Allahumma taqobbal minna. Aamiiin…
@muhsinsuny
Tidak ada komentar:
Posting Komentar