( Hasil kajian rutin kitab tafsir IBNU KATSIR bersama KH. Abdul Wahid Hasyim, setiap hari Ahad di Masjid Al-Masyhur, Desa Bageng, Kec. Gembong, Kabupaten Pati )
1. الم Beberapa suroh dalam Al-Qur’an dibuka dengan huruf seperti Alif Lam Mim, Alif Lam Ro’, dan sebagainya. Adapun makna huruf-huruf tersebut hanya Allah yang tahu. Dalam hal ini, ada pendapat dari para ahli tafsir bahwa :
a. Huruf-huruf tersebut adalah bagian dari suroh Al-Qur’an.
b. Huruf-huruf tersebut dimaksudkan menarik perhatian bagi yang membacanya, karena ada hal penting yang akan disampaikan Allah.
ذَٰلِكَ ٱلْكِتَٰبُ لَا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِّلْمُتَّقِينَ
“Kitab (al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,”
2. Kitab yang dimaksud dalam ayat ini ذَٰلِكَ ٱلْكِتَٰبُ adalah Al-Qur’an yang diturunkan Allah kepada Rasûlullâh Shallallâhu 'alayhi wasallam. Bukan kitab-kitab yang lain, seperti Taurot, Zabur dan Injil. Adapun Al-Qur’an ini tidak ada keraguan tentang kebenarannya di sisi Allah. Pengertian ini sebagaimana firman Allah di dalam suroh As-Sajdah [32] : 1 – 2
الم. تَنْزِيْلُ اْلكِتَابِ لاَرَيْبَ فِيْهِ مِنْ رَّبِّ اْلعَالَمِيْنَ
“Alif Laam Miim. Turunnya Al-Qur'an yang tidak ada keraguan padanya, (adalah) dari
Tuhan semesta alam.”
Sebagaian ulama mengatakan bahwa ayat ini merupakan kalimat berita, akan tetapi bermakna nahi (larangan) untuk meragukan kebenaran Al-Qur’an. Bahwa Al-Qur’an adalah kitab yang diturunkan dari Rab semesta alam yang kita tidak boleh ragu. Artinya harus meyakini kebenaran-Nya dengan seyakin-yakinnya. Penjelasan ini diperkuat dengan penjelasan Allah dalam QS. Al-Waqi’ah [56] : 77 - 80
إِنَّهُ لَقُرْآنٌ كَرِيْمٌ. فِيْ كِتَابٍ مَّكْنُوْنٍ. لاَيَمَسُّهُ إِلاَّالْمُطَهَّرُوْنَ. تَنْزِيْلٌ مِنْ رَّبِّ اْلعَالَمِيْنَ
“Sesungguhnya Al-Qur'an ini adalah bacaan yang sangat mulia, pada kitab yang terpelihara (Lauhil mahfudz), tidak menyentuhnya kecuali hamba-hamba yang disucikan. Diturunkan dari Tuhan semesta alam.”
Al-Qur’an adalah kitab yang mulia, yang terjaga kebenarannya, diturunkan oleh Allah Dzat penguasa alam. Diberikan kepada Rasulullah saw dalam bahasa Arab untuk dijadikan peringatan bagi semua manusia. Seperti penjelasan Allah dalam QS. Asy-Syu’araa [26] : 192 – 195
وَإِنَّهُ لَتَنْزِيْلُ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ. نَزَلَ بِهِ الرُّوْحُ اْلأَمِيْنُ. عَلَى قَلْبِكَ لِتَكُوْنَ مِنَ الْمُنْذِرِيْنَ. بِلِسَانٍ عَرَبِيٍّ مُّبِيْنٍ
“Dan sesungguhnya Al-Qur'an ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam, dia dibawa turun oleh ar-Ruhul-Amin (Jibril), kedalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang diantara orang-orang yang member peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas.”
Ayat diatas menjelaskan pemahaman bahwa yang di maksud kata KITAB adalah Al-Qur’an, karena hanya Al-Qur’an kitab yang diturunkan dengan menggunakan bahasa Arab, sedangkan kitab-kitab yang lain tidak. Kitab Zabur diturunkan menggunakan bahasa Ibrani, dan Kitab Injil menggunakan bahasa Suryani.
لَا رَيْبَ فِيهِ
Beberapa alasan bahwa Al-Qur’an adalah kitab yang tidak ada keraguan di dalamnya :
- Bahasa Al-Qur’an redaksinya langsung dari Allah. Sehingga tidak mungkin ada kesalahan atau kedustaan dari isi Al-Qur’an.
- Susunan bahasa Al-Qur’an sangat beda dengan susunan bahasa yang dibuat manusia. Jika susunan bahasa Al-Qur’an tampak indah, itu bukan susunan bahasa syair bukan puisi, bukan juga prosa. Hal ini menunjukan bahwa Al-Qur’an benar-benar diturunkan oleh Allah ‘azza wa jalla.
- Kandungan isinya jauh diluar jangkauan pemikiran manusia.
Mestinya ketiga alasan diatas cukup menjawab keraguan orang-orang kafir terhadap kebenaran Al-Qur’an. Bahkan dalam QS. Al-Baqoroh [2]: 23
وَإِنْ كُنْتُمْ فِيْ رَيْبٍ مِّمَّا نَزَّلْنَا عَلَى عَبْدِنَا فَأْتُوْا بِسُوْرَةٍ مِّنْ مِثْلِهِ وَادْعُوْاشُهَدَاءَكُمْ مِنْ دُوْنِ اللهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِيْنَ.
“Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al-Qur'an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al-Qur'an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.”
Allah membuat tantangan kepada orang-orang yang ragu terhadap kebenaran Al-Quran, untuk membuat susunan bahasa Al-Qur’an, dengan mendatangkan semua ahli syair yang ternama, maka manusia tidaklah akan mampu. Dan sampai saat ini terbukti tidak ada satu orang pun yang mampu menyusun tata bahasa semisal Al-Qur’an.
Sehingga tidak perlu ada lagi keraguan bahwa Al-Qur’an benar-benar diturunkan oleh Allah bukan hasil rekayasa dan pemikiran Rasulullah saw. Sebagaimana tuduhan orang-orang kafir pada saat itu.
هُدًى لِّلْمُتَّقِينَ
“Petunjuk bagi orang–orang yang bertaqwa.”
Al-Qur’an diturunkan sebagai petunjuk bagi orang-orang yang ber-TAQWA, yaitu orang-orang mukmin yang menjauhkan diri dari kemusyrikan terhadap Allah. Dan senantiasa beramal sholeh dengan taat kepada syariat-syariat-Nya.
Petunjuk yang dimaksud adalah petunjuk IRSYADIYAH, yaitu harus ada proses ikhktiar untuk mendapatkannya. Dengan jalan mengkaji isi kandungan Al-Qur’an dengan serius dan antusias.
Untuk kemudian atas kehendak-Nya, Allah memberikan kemudahan seseorang terbuka hatinya untuk menerima al-Islam, menjadi cinta dan diberi kemudahan untuk memahami kandungan isi Al-Qur’an. Inilah yang disebut dengan petunjuk I’ANAH nikmat terbesar yang diberikan Allah kepada hamba-Nya untuk mengkaji menerima Al-Qur’an sebagai petunjuk. Seperti yang dijelaskan Allah dalam QS. Al-An’am [6] : 125
فَمَنْ يُرِدِاللهُ أَنْ يَهْدِيَهُ يَشْرَحْ صَدْرَهُ لِلْإِسْلاَمِ وَمَنْ يُرِدْ أَنْ يُضِلَّهُ يَجْعَلْ صَدْرَهُ ضَيِّقًا حَرَجًا كَأَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِيْ السَّمَاءِ كَذَلِكَ يَجْعَلُ اللهُ الرِّجْسَ عَلَى الَّذِيْنَ لاَ يُؤْمِنُوْنَ
“Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki ke langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman.”
Orang-orang yang mendapatkan rahmat dikehendaki oleh Allah dengan petunjuk maka Allah juga akan melapangkan hatinya untuk menerima al-Islam.
Dijadikan hatinya cenderung kepada kebenaran. Sedia berkorban dengan diri dan hartanya untuk memperjuangkan kebenaran itu dari sebab kemudahan-kemudahan yang diberikan Allah dalam memahami Al-Qur’an.
Dan sebaliknya bagi orang-orang yang dikehendaki Allah sesat, maka sulit sekali hatinya menerima kebenaran. Sempit dada setiap kali mendengar ajakan atau seruan Al-Qur’an. Belum tentu mereka adalah orang-orang yang tidak tahu Al-Qur’an, justru bisa jadi orang-orang tersebut faham dan mengetahui isi Al-Qur’an semisal orang-orang orientalis atau pun orang-orang Islam sekuler dan liberal yang dia tahu Islam akan tetapi tidak mampu mengalahkan hawa nafsunya sehingga akhirnya jauh dari petunjuk.
Dan hanya orang-orang bertakwa yang mampu memanfaatkan Al-Quran sebagai petunjuk. Para sahabat menafsiri makna kata MUTTAQIN adalah orang-orang yang takut siksa Allah karena meninggalkan apa-apa yang ia ketahui dari petunjuk, serta mengharap RAHMAT Allah karena membenarkan apa-apa yang ia ketahui baik petunjuk Allah yang ada dalam Al-Qur’an. Dengan pemahaman tersebut di atas maka kita harus ada proses aktif untuk mendapatkan petunjuk. Sehingga untuk bisa menjadi MUTTAQIN harus melalui jalan :
- Mencari petunjuk dengan Tadabbur Al-Qur’an.
- Menjadikan petunjuk sebagai pelajaran hidup.
Hal ini dijelaskan Allah dalam suroh Al-An’Am [6] : 126
وَهَذَا صِرَاطُ رَبِّكَ مُسْتَقِيْمًا قَدْفَصَّلْنَا اْلآيَاتِ لِقَوْمٍ يَّذَّكَّرُوْنَ.
“Dan inilah jalan Tuhanmu; (jalan) yang lurus. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan ayat-ayat (Kami) kepada orang-orang yang mengambil pelajaran.”
Bukanlah sesuatu yang sulit untuk menjadikan Al-Qur’an sebagai petunjuk, karena Allah telah memudahkan dengan menurunkan Al-Qur’an dalam bahasa Arab. Dijelaskan Allah dalam QS. Maryam [19]: 97
فَإِنَّمَايَسَّرْنَاهُ بِلِسَانِكَ لِتُبَشِّرَبِهِ الْمُتَّقِيْنَ وَتُنْذِرَبِهِ قَوْمًا لُّدًّا
“Maka sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Qur'an itu dengan bahasamu, agar kamu dapat memberi kabar gembira dengan Al-Qur'an itu kepada orang-orang yang bertakwa, dan agar kamu memberi peringatan dengannya kepada kaum yang membangkang.”
Ini merupakan nikmat rohman Allah yang diberikan pada semua manusia, yaitu berupa diturunkan Al-Qur’an dengan bahasa Arab, sehingga manusia menjadi mudah untuk mempelajari Al-Qur’an dan mudah menjadikannya sebagai pelajaran.
Wallahu a’lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar